Download

BThemes

Get A FREE Hit Counter
 
 
Jumat, 08 Januari 2010

Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Kota Jakarta Timur - DKI Jakarta - Indonesia
Taman Mini   Indonesia Indah (TMII)
Taman Mini Indonesia Indah
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah taman miniatur yang secara utuh menggambarkan keragaman budaya Indonesia dalam sebuah tampilan yang kecil tapi indah. Taman ini sengaja dibuat sebagai wahana yang dapat merepresentasikan kebhinekaan Indonesia dan kekayaan khasanah budaya bangsa. Sebagai sebuah kawasan objek wisata yang terbilang megah, TMII menempati area seluas 165 hektar di Jakarta Selatan. Lahan tersebut pada mulanya merupakan daerah persawahan dan perladangan milik rakyat, namun kemudian ditransformasikan menjadi kawasan wisata TMII.

Tujuan pendirian taman miniatur ini adalah untuk memupuk dan membina persatuan bangsa, menjunjung tinggi kebudayaan nasional, dan memperkenalkan kebudayaan, adat-istiadat, dan perilaku masyarakat Indonesia kepada rakyat Indonesia sendiri dan bangsa lain. Tujuan-tujuan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam objek-objek wisata yang disajikan di kawasan TMII, seperti anjungan daerah, museum, taman, tempat rekreasi, dan lain-lain.

Dalam sejarahnya, gagasan pendirian TMII dicetuskan oleh Ibu Negara, Tien Soeharto pada tanggal 13 Maret 1970 dalam sebuah pertemuan di Jalan Cendana no. 8, Jakarta Pusat. Pada waktu itu, Ibu Tien mengutarakan gagasannya mengenai pendirian suatu tempat rekreasi yang mampu menggambarkan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuk miniatur. Setelah gagasan tersebut mendapatkan persetujuan, akhirnya dimulailah proyek pembangunan Proyek Miniatur Indonesia Indah yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita dengan dikeluarkannya SK B-1 04/Pres/8/1971 oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Agustus 1971. Pembangunan TMII akhirnya selesai dan diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 20 April 1975. Sejak tahun 1990, TMII telah mempunyai logo berhuruf I dan I, kedua huruf ini mewakili nama Indonesia Indah. Sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra).




Maskot tokoh wayang Hanoman bernama NITRA di TMII
Sumber Foto: BornJavanese
Sebagai kawasan wisata yang dikonsep secara matang, sejak usia dini TMII telah mengantongi berbagai penghargaan di bidang pariwisata, baik penghargaan dari pemerintah daerah maupun lembaga internasional. Penghargaan ini salah satunya berasal dari Pemerintah DKI Jakarta yang diberikan pada tahun 1976, 1977, 1978, 1981, 1991, 1992, 1993, dan 1995. Selain itu, TMII juga pernah menggondol penghargaan pelestarian kebudayaan Golden Award dari Pacific Asian Travel Assosiation (PATA) pada tahun 1987. Khusus di bidang pembinaan industri kecil, TMII juga pernah mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa Upakarti Kepeloporan pada tahun 1990.

Keistimewaan

Karakter TMII sebagai kawasan terpadu tercermin dalam berbagai objek wisata yang berada dalam satu lokasi. Keterpaduan tersebut tampak sempurna dengan bercampurnya corak arsitektur tradisional dan modern pada bangunan-bangunan dan prasarana fisiknya, maupun keutuhan konsep materi pameran yang ditampilkan, ragam acara, atraksi, maupun bentuk pelayanan dan kegiatan-kegiatan yang sering diselenggarakan dalam kawasan objek wisata ini. Selain itu, TMII juga menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia sebagai wujud pelestarian nilai-nilai budaya, tradisi, adat istiadat, upacara, kesenian, benda-benda budaya, dan olahraga tradisional.

Sebagai kawasan wisata, TMII mempunyai berbagai sarana rekreasi di luar ruangan (out door recreation) dengan lingkungan hijau yang sangat memadai sehingga dapat menambah pengetahun dan informasi tentang masyarakat, kebudayaan, dan lingkungan Indonesia dalam suguhan taman miniatur.



Replika Pulau Indonesia di Kawasan TMII

Sejak awal pendirian hingga saat ini, TMII telah dilengkapi dengan berbagai sarana objek wisata, antara lain:

* Anjungan Daerah
* Museum
* Taman Flora dan Fauna
* Sarana Rekreasi
* Bangunan dan Monumen
* Tempat Peribadatan

Mengunjungi dan menikmati berbagai sarana objek wisata di TMII cukup mudah, karena telah terdapat berbagai sarana transportasi di dalam kawasan TMII. Jenis-jenis transportasi tersebut antara lain,
Sarana Transportasi Umum

Berkeliling di kawasan TMII dengan luas sekitar 165 hektar tentu merupakan perjalanan yang melelahkan bagi wisatawan. Untuk kemudahan dan kenyamanan pengunjung, di dalam kawasan TMII telah tersedia sarana transportasi umum, seperti sepeda, mobil, dan bus. Untuk menyewa fasilitas sepeda mini, para turis biasanya dikenai tarif sekitar Rp 1.000 selama 30 menit. Selain itu, pengunjung juga dapat menyewa mobil keliling dengan tarif Rp 30.000 tiap jamnya, atau menyewa bus (mobil besar) dengan tarif Rp 75.000 per jam. Wisatawan yang menyewa mobil dan bus dalam jumlah besar/rombongan (minimal 30 orang) akan mendapatkan diskon sebesar 15% (Juni 2008).

a. SHS 23 Aeromovel Indonesia

Aeromovel adalah jenis sarana transportasi yang berjalan mengunakan tenaga angin sebagai daya dorongnya. Jenis transportasi ini berjalan dalam sebuah lintasan yang juga disebut monorail. Konon, jenis transportasi ini pertama kali dikenalkan di negara Brasil. Di TMII, kendaraan bertenaga angin ini juga dikenal dengan nama Titihan Samirono. Menggunakan Aeromovel untuk berkeliling kawasan TMII tentu akan memberikan pengalaman tersendiri bagi para turis. Wisatawan yang berminat menggunakan sarana transportasi ini dikenai tarif sekitar Rp 8.500 per orang. Aeromovel ini beroperasi pada hari-hari khusus, yakni hari Sabtu dan Minggu (Juni 2008).



Kereta Monorel (Aeromovel) di TMII

b. Kereta Gantung (Sky Lift)

Kereta gantung merupakan sarana yang sangat diminati pengunjung kawasan TMII. Pasalnya, dengan menaiki kereta ini, para pelancong dapat melihat keseluruhan area TMII dari tempat yang cukup tinggi secara lebih jelas dan cepat. wisatawan yang ingin menggunakan jasa transportasi ini disarankan menuju tiga stasiun keberangkatan dan perhentian. Tiga stasiun tersebut adalah stasiun A—B—C, B—C—A, dan C—B—C. Tarif menggunakan transportasi ini sebesar Rp 20.000 per orang, sedangkan untuk penumpang rombongan (minimal 20 orang) akan mendapatkan potongan harga, kecuali pada hari Minggu dan hari besar (Juni 2008).






Kereta Gantung di TMII

c. Kereta Api Mini

Selain Kereta Gantung, di TMII terdapat Kereta Api Mini yang memudahkan pengunjung berkeliling di sekitar lokasi TMII. Wisatawan yang menggunakan kereta jenis ini dikenai tarif sebesar Rp 4.000 per orang (Juni 2008).





Kereta Api Mini di TMII
Tidak hanya itu, selain kenyamanan dan kemudahan transportasi, di kawasan TMII juga sering digelar beragam acara maupun atraksi kesenian dan budaya pada hari libur dan hari besar. Acara-acara tersebut biasanya merupakan paket acara khusus yang secara bergilir diselenggarakan oleh tiap anjungan daerah. Paket acara ini sering menampilkan beragam corak kesenian daerah, baik dalam bentuk pagelaran seni, upacara adat, pameran kerajinan tangan, dan lain-lain.

Acara-acara khusus lainnya yang sering diselenggarakan di kawasan objek wisata ini adalah parade tari daerah, parade lagu daerah, dan lain-lain yang biasanya disajikan untuk mengisi dan memeriahkan sejumlah pekan yang diselenggarakan secara rutin di kawasan objek wisata ini. Pekan-pekan tersebut adalah Hari Ulang Tahun TMII, Pekan Liburan Sekolah, Pekan Desember, Pekan Sura, Pekan Lebaran, dan Pekan Haji.



Salah satu Pertunjukan Seni di TMII
Selain itu, TMII juga menyediakan jasa konsultasi berkaitan dengan masalah kebudayaan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sebagai contoh, TMII melalui Museum Pusakaranya melayani konsultasi masyarakat mengenai pusaka dan beragam aspeknya. Pada waktu-waktu tertentu, melalui Pekan Penyembuhan Tradisional, TMII juga membuka kesempatan bagi para pengunjung untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan. Selain itu, masih terdapat jenis konsultasi-konsultasi lainnya, seperti konsultasi adat pesta pernikahan, inisiasi dalam siklus hidup, ruwatan, dan masih banyak lagi.

Lokasi

Kawasan objek wisata TMII secara administratif berada dalam naungan empat kelurahan dan tiga kecamatan, yaitu Kelurahan Bambu Apus dan Kelurahan Ceger di Kecamatan Cipayung, Kelurahan Kampung Dukuh di Kecamatan Kramatdjati, dan Kelurahan Pinang Ranti di Kecamatan Kampung Makassar. Sedangkan lokasi persisnya bertempat di Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia.

Akses

Lokasi TMII berdekatan dengan terminal dalam kota dan antarkota (Kampung Rambutan). Untuk menuju kawasan wisata ini tidaklah terlalu sulit, karena banyak kendaraan umum, seperti bus, metromini, dan angkot yang melintas di kawasan ini. Kendaraan-kendaraan tersebut antara lain,

* Metromini T. 45 (Pulo Gadung—Pintu II TMII)
* Metro Mini T. 45 (Pulogadung—Pintu II TMII)
* Angkot KWK S. 15 A (Ragunan—Pintu II TMII)
* Angkot KWK T. 01 (Cililitan—Bambu Apus)
* Angkot KWK T. 02 (Cililitan—Cipayung)
* Angkot KWK T. 05 (Cililitan—Setu)
* Angkot KWK P. 15 (Cililitan—Cilangkap)
* Angkot KWK K. 40 (Bekasi—Kampung Rambutan)
* Angkot KWK S. 19 (Depok—Pinang Ranti)
* Bus Gandeng PPD BT. 03 (Grogol—TMII)

Harga Tiket

Para turis yang ingin memasuki lokasi wisata TMII harus memiliki tanda masuk. Tanda masuk tersebut diperoleh dengan cara membeli tiket di loket masuk. Harga tiket masuk sekitar Rp 9.000/orang kecuali wisatawan yang berumur di bawah tiga tahun. Para pengunjung TMII secara khusus dikenai tarif masuk berbeda-beda berdasarkan kendaraan yang dibawa. Bagi wisatawan yang menggunakan sepeda dikenai biaya masuk sebesar Rp 1.000, menggunakan motor sebesar Rp 6.000, menggunakan mobil sebesar Rp. 10.000, sedangkan yang menggunakan bus/truk sebesar Rp 15.000. Selain harga-harga tersebut, TMII juga memberikan potongan harga khusus bagi para turis yang mengajukan permohonan keringanan sebelum hari kunjungan.

Objek wisata TMII membuka pelayanannya selama 7 hari dalam seminggu dan 9 jam selama sehari, yakni antara pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB. Di luar waktu tersebut, TMII sering menyelenggarakan acara-acara khusus, seperti pagelaran wayang, pentas seni, dan lain-lain yang biasanya diselenggarakan melebihi waktu pelayanannya.

Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Sebagai sebuah kawasan wisata terpadu yang mempunyai wilayah yang luas, TMII telah mempunyai berbagai sarana dan fasilitas penunjang, antara lain:

a. Restoran Caping Gunung

Lokasi restoran ini terletak di seberang bangunan Miniatur Arsipel Indonesia. Bentuk bangunannya menyerupai caping yang dipakai oleh orang-orang gunung, sehingga diberi nama Restoran Caping Gunung. Restoran ini memang sengaja dibangun sebagai tempat istirahat dan makan para turis, sembari melihat—melalui jendela kaca—pemandangan bangunan arsipel yang berdiri kokoh di samping restoran. Arsitektur bangunan restoran ini dapat memberi kenyamanan khusus kepada para pengunjung, di mana sistem penerangannya berasal dari cahaya matahari yang masuk melalui atap yang tembus cahaya.



Restoran Caping Gunung di TMII
Sumber Foto: DilipDas
b. Pasar Tiban

Di area TMII, terdapat sebuah kompleks warung yang menyediakan makanan dan minuman dengan berbagai variasinya yang harganya dapat dijangkau oleh rakyat kecil. Warung-warung tersebut berjumlah sekitar puluhan yang tersebar di area TMII.

c. Desa Wisata

Para pengunjung TMII dapat menginap di sebuah kompleks desa wisata yang terdapat di area TMII. Di desa ini terdapat penginapan dengan lingkungan yang masih bersih dan alami. Secara keseluruhan, desa ini mempunyai 31 penginapan yang dapat menampung sekitar 416 tamu. Selain itu, pengunjung juga dapat menyelenggarakan acara, seperti pertemuan ilmiah, rapat organisasi, sarasehan, dan seminar dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan perhimpunan pemuda yang ada di desa ini. Di desa ini tersedia aula yang cukup besar dengan daya tampung sekitar 400 orang yang memungkinkan penyelenggaraan acara-acara seperti di atas.

d. Graha Wisata Remaja

Selain desa wisata, di kompleks TMII juga tersedia sarana inap lain bernama Graha Wisata Remaja. Graha ini merupakan kompleks penginapan yang diperuntukkan bagi kelompok pelajar/remaja dan lapisan masyarakat yang memang memiliki anggaran terbatas. Walaupun dengan biaya inap yang murah, graha ini tetap menyediakan fasilitas yang cukup menjamin kenyamanan dan keamanan. Lokasinya pun terbilang strategis, karena berdekatan dengan beberapa fasilitas TMII, seperti stasiun kereta gantung, kolam renang, dan Rumah Makan Wajasera.

e. Padepokan Pencak Silat

Di area TMII juga terdapat kompleks penginapan khusus, yaitu padepokan pencak silat. Pengunjung yang menginap di kompleks ini dapat melihat secara langsung latihan rutin anggota pencak silat yang diselenggarakan di area penginapan ini.

f. Gedung Pengelolaan

Gedung Pengelolaan merupakan sebuah kantor yang digunakan untuk mengelola TMII secara keseluruhan. Gedung ini berlantai tiga dan dilengkapi dengan serambi atau lobi. Pintu masuknya berjumlah tiga, yakni satu pintu serambi depan dan dua pintu di sebelah samping. Di gedung inilah kegiatan tata-usaha dan pengelolaan TMII dilaksanakan.

g. Pusat Informasi Wisatawan

Para turis yang memerlukan informasi atau penjelasan tentang TMII dapat menanyakannya di gedung Pusat Informasi Wisatawan yang tersedia di area lokasi TMII.

h. Poliklinik Taman Mini

Untuk keperluan keamanan, kenyamanan, dan kesehatan, di area TMII telah tersedia poliklinik yang dapat membantu pengunjung jika terkena musibah atau kecelakaan pada saat berkunjung ke TMII.

i. Pos Polisi

Di TMII telah dibentuk Polisi Satuan Pengamanan yang bertugas mengamankan lokasi wisata selama 24 jam yang berjaga-jaga di pos dan berbagai sudut di TMII.

j. Pemadam Kebakaran

Untuk menanggulangi bahaya kebakaran di kawasan TMII, pengelola telah menyediakan Pos Pemadam Kebakaran dengan segala perangkat dan petugasnya.

k. Gardu Listrik

Untuk menjamin terpenuhinya aliran listrik di kawasan ini, pengelola telah membangun gardu listrik PLN khusus. Dengan gardu listrik ini, pasokan listrik ke seluruh kawasan TMII menjadi lancar.

l. Radio Pelangi Nusantara

Untuk tujuan promosi, TMII telah membangun satu pemancar radio yang bertugas menyiarkan kegiatan-kegitan, berita, dan lain-lain agar menarik pengunjung untuk berwisata ke TMII.

m. Padepokan Taman Mini

Karyawan TMII bekerja selama satu minggu penuh, secara bergiliran. Agar dapat melayani pengunjung secara maksimal, di TMII telah dibangun padepokan atau kompleks perumahan untuk para karyawan. Dengan adanya kompleks tersebut, karyawan TMII akan dimudahkan dalam menjalankan tugas hariannya.

Baca Juga Artikel yang Lainnya!

0 comments:

Posting Komentar

Get Updates Via E-Mail!

BTricks

 
10 March 2011 - 18:57 IMT
© 2011 Copyright www.jethornet.com Themes By Aditya Bhaskara